MACAN A to Z adalah program yang memberi perkenalan singkat tentang subjek-subjek dalam seni rupa — satu istilah per sesinya — yang disampaikan oleh ahli dari subjek tersebut. Program ini pertama dimulai pada tahun 2018, dengan format presentasi langsung di depan audiens, di mana hasil rekaman audio dari presentasi tersebut kemudian didistribusikan kembali dalam bentuk siniar (podcast) yang bisa diakses melalui kanal Spotify Museum MACAN.
D untuk Digital Art
Digital art alias seni digital adalah istilah yang umumnya digunakan untuk menjelaskan seni yang dibuat atau dipresentasikan menggunakan teknologi digital. Istilah ‘digital art’ pertama kali digunakan pada awal era 1980-an, beriringan dengan munculnya komputer personal dan sepanjang 1990-an, perkembangan pesat teknologi digital dan kecerdasan buatan terus memberikan kebebasan kreatif bagi para perupa yang mengeksplorasi medium ini.
Di Indonesia, eksperimen artistik menggunakan medium digital muncul di era 1990-an dan 2000-an. Tetapi, baru pada periode 2010-an lah kita mulai melihat ketertarikan yang signifikan pada ranah seni digital dan media baru di sini, sebagaimana terlihat pada berkembangnya perupa yang menggunakan teknologi digital dan media pada karya-karya mereka serta bertambahnya galeri seni dan ruang-ruang publik yang membuka pintunya untuk menampilkan instalasi digital.
Dalam beberapa tahun terakhir, sebagai respon dari pandemi, semakin banyak perupa yang menggunakan teknologi digital dalam memproduksi, memamerkan, dan membuka interaksi publik dengan karyanya. Seiring hidup kita yang semakin berpusat pada layar, perubahan tren dalam produksi, distribusi, dan konsumsi seni melalui teknologi digital ini bisa jadi mengindikasikan arah seni di masa depan.
Daftar Sekarang!
Cari tahu definisi seni digital (digital art) dan mari berdiskusi tentang poin-poin berikut ini:
Apa itu digital art?
Apa yang membedakan digital art dari bentuk-bentuk seni lain yang menggunakan media dan teknologi dalam produksi, distribusi, dan konsumsinya?
Bagaimana digital art menjadi sangat populer?
Bagaimana ranah digital art di Indonesia, bila dibandingkan negara-negara lain di Asia?
Bagaimana masa depan digital art?
Sabtu, 5 Maret 2022 pukul 15.00–16.00 WIB. Program ini akan berlangsung dalam bahasa Inggris. Klik tombol di bawah untuk mendaftarkan diri!
Jeong Ok Jeon adalah kurator Korea berbasis di Jakarta yang secara aktif terlibat pada seni kontemporer Asia Tenggara, terutama dalam memberikan paparan internasional bagi para seniman-seniman lokal di dalam dan luar Indonesia. Dengan minat pada seni media baru dan seni interaktif, Ia telah mengkurasi sejumlah pameran seni berbasis teknologi dan sains.
Jeon memperoleh gelar MFA dari Savannah College of Art and Design di Amerika Serikat dan BFA dari Ewha Womans University di Korea. Saat ini Jeon menjabat sebagai direktur ARCOLABS dan dosen purnawaktu di jurusan Pendidikan Seni Rupa di Universitas Negeri Jakarta.
Daftarkan diri Anda untuk menerima newsletter Museum MACAN
Ikuti perkembangan terkini tentang Museum MACAN. Dapatkan newsletter bulanan untuk pameran dan program publik mendatang.