Pembahasan mengenai Aceh tidak bisa menghindar dari isu sejarah kekerasan dan tragedi kemanusiaan yang terjadi selama periode yang panjang. Keterbatasan akses terhadap arsip dokumentasi dan ulasan media yang komprehensif merupakan beberapa tantangan dalam upaya membahas Aceh dan sejarahnya secara lebih diskursif. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul inisiatif generasi muda untuk bercerita mengenai Aceh melalui pendekatan seni, pengembangan budaya, dan aktivisme.

Dalam percakapan ini, ko-kurator Putra Hidayatullah beserta perupa Arifa Safura akan membahas perkembangan seni dalam konteks masyarakat di Aceh, terutama bagaimana seni dan musik menjadi medium untuk mengangkat peristiwa-peristiwa dan memori kolektif yang traumatis. Diskusi ini juga akan membahas praktik Arifa dan DJ Rencong sebagai seniman otodidak dengan karya-karya yang berbasis pada ingatan, pengalaman personal, dan pengaruh lingkungan.

Wicara Perupa dan Kurator
Minggu, 12 Desember 2021
pukul 14.00–15.30 WIB.

Bersama Aditya Lingga (Asisten Kuratorial Museum MACAN) sebagai moderator.
Program ini akan dibawakan dalam Bahasa Indonesia.
Klik tombol di bawah untuk mendaftarkan diri!

Daftar