Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan budaya inklusif, semakin banyak ruang publik sekarang ini yang berupaya menyediakan fasilitas penunjang akses serta melibatkan komunitas berkebutuhan khusus dalam praktik operasional sehari-hari. Keduanya merupakan bagian dasar untuk mempromosikan keberagaman dalam komunitas sebagai implementasi keadilan sosial yang mengedepankan prinsip kesetaraan. 

Dari sisi pengembangan fasilitas, perbaikan desain ruang berupa, di antaranya, akses kursi roda, kamar mandi khusus, dan penyediaan panduan Bahasa Isyarat serta Braille telah memungkinkan audiens berkebutuhan khusus untuk mengakses fasilitas publik secara lebih mandiri. Sementara itu, kian banyak juga gerakan dan instansi swasta yang mengakomodasi tenaga kerja berkemampuan dan berkebutuhan khusus. Inisiatif seperti ini tidak hanya membuka peluang masyarakat difabel untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan layak, tetapi juga mendorong interaksi publik dengan kelompok difabel dalam keseharian.

Mengambil tajuk “Ruang Bersama: Inklusivitas dan Aksesibilitas di Museum dan Ruang Publik”, forum pendidik kali ini akan membahas studi kasus dari Museum MACAN dan komunitas lokal. Forum ini menjadi ajang diskusi dan evaluasi bagi peserta dari berbagai latar belakang untuk mengenal komunitas disabilitas, difabel, dan berkebutuhan khusus serta ragam inisiatif yang perlu diupayakan demi mewujudkan budaya inklusif.

Kamis, 19 September 2024
11.00–16.00 WIB
Ruang Gagasan Museum MACAN-ERHA

Program ini terbuka tidak hanya terbuka bagi kalangan tenaga pendidikan, tetapi juga diperluas kepada pekerja industri kreatif termasuk seniman, kurator, profesional museum, pegiat komunitas, pelaku bisnis dan pembuat kebijakan yang tertarik untuk mengembangkan akses serta budaya inklusif di lingkup mereka masing-masing.

Program dapat diakses dengan membeli tiket khusus 'Forum Pendidik'.

Beli Tiket