Museum MACAN buka pukul 10.00–16.00 WIB pada hari Sabtu, 9 Desember 2023 dan beroperasi seperti biasa pada Minggu, 10 Desember 2023. Klik di sini untuk info lengkap.
Pameran besar yang melibatkan 24 perupa dari Australia, Bangladesh, India, Indonesia, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
18.11.2023–14.04.2024
Tentang Pameran
Voice Against Reason adalah pameran besar yang melibatkan 24 perupa dari Australia, Bangladesh, India, Indonesia, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Pameran kelompok ini menampilkan karya-karya baru yang dikomisi, proyek-proyek terbaru dari sejumlah perupa kontemporer terkemuka, serta karya-karya kontemporer yang berdialog dengan karya seni bersejarah dari periode modern Indonesia.
Perupa yang berpartisipasi di antaranya adalah Bagus Pandega; Nadiah Bamadhaj; Chang En Man; Heman Chong; Griya Seni Hj Kustiyah Edhi Sunarso, Hyphen—, Tom Nicholson dengan Ary "Jimged" Sendy, Aufa R. Triangga, Nasikin Ahmad; Emiria Soenassa; Galih Johar; Shilpa Gupta; I Ketut Muja; I Wayan Jana; Ika Arista; Jumaadi; Khadim Ali; Meiro Koizumi; Natasha Tontey; Tuan Andrew Nguyen; Mumtaz Khan Chopan, Ali Froghi, dan Hassan Ati; Rega Ayundya Putri; S. Sudjojono; Khaled Sabsabi; Kamruzzaman Shadhin; Sikarnt Skoolisariyaporn; Amin Taasha; dan The Shadow Factory.
Apakah makna dari bersuara atau berpendapat? Voice Against Reason menjelajahi pertanyaan-pertanyaan ini. Pameran ini merajut realitas yang sementara dan rapuh, yang terhubung dengan narasi-narasi pribadi, konteks sejarah, dan tema-tema politik serta geografi, semua melalui sudut pandang para perupa kontemporer terkemuka.
Voice Against Reason lebih dari sekadar pameran. Pameran ini merupakan sebuah proyek yang mencakup karya-karya baru yang dikomisi dan sejumlah pertunjukan, juga meliputi serangkaian diskusi, program kuliah terbuka, dan program-program publik. Rangkaian acara ini, yang direncanakan akan berlangsung sepanjang periode pameran, dirancang untuk memperdalam keterlibatan audiens dengan seni dan tema-tema yang digagas.
Voice Against Reason diselenggarakan oleh Museum MACAN dengan dukungan kuratorial oleh Putra Hidayatullah dan Rizki Lazuardi.
Bordir mesin dan manual pada kain dan pewarna sintetis. Empat panel, 570 x 1114 cm. Atas izin perupa dan Milani Gallery | Didukung oleh Pemerintah Australia melalui pendanaan bidang seni dan badan penasihat Creative Australia. Tampak instalasi pameran ‘Voice Against Reason’, Museum MACAN, Jakarta, 2023. Gambar milik Museum MACAN.
Tampak instalasi karya Galih Johar (l. Indonesia, 1990) dalam pameran 'Voice Against Reason', Museum MACAN, Jakarta, 2023. Gambar milik Museum MACAN.
Meiro Koizumi (l. Jepang, 1976) Good Machine Bad Machine (2022)
Instalasi video multi-kanal dengan patung tangan robot. Durasi 35’ 14”; 32’ 03”. Atas izin perupa, Annet Gelink Gallery (Amsterdam) & MUJIN-TO Production (Tokyo). Tampak instalasi pameran ‘Voice Against Reason’, Museum MACAN, Jakarta, 2023. Gambar milik Museum MACAN.
Natasha Tontey (l. Indonesia, 1989) Garden Amidst the Flame (2022)
Film HD. Durasi 27’ 41”. Edisi 1/3, 1 DCP dan 3 Edisi Perupa. Koleksi milik perupa. Perupa berterima kasih kepada Kawasaran Wulan Lengkoan, yang telah bekerja sama dalam pengembangan karya ini. Diproduksi bersama dengan Auto Italia, London, bermitra dengan La Becque, Tour-de-Peilz, Stroom Den Haag, The Hague, and Shedhalle, Zurich. Tampak instalasi pameran ‘Voice Against Reason’, Museum MACAN, Jakarta, 2023. Gambar milik Museum MACAN.
Tampak instalasi And That Ocean Too, is a Fiction (2019) karya Sikarnt Skoolisariyaporn (l. Thailand, 1988) dan Pathraj Chronicles (2023) karya Kamruzzaman Shadhin (l. Bangladesh, 1974) dalam pameran 'Voice Against Reason', Museum MACAN, Jakarta, 2023. Gambar milik Museum MACAN.
Para Perupa
Bagus Pandega
Nadiah Bamadhaj
Chang En Man
Heman Chong
Griya Seni Hj. Kustiyah Edhi Sunarso, Hyphen—, Tom Nicholson dengan Ary "Jimged" Sendy, Aufa R. Triangga, Nasikin Ahmad